PEMANFAATAN AUDIO, VISUAL DAN AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI)
Mata Kuliah: Media Pembelajaran
Dosen
Mata kuliah :Dr. Siti Zulaikha,M.Pd.I
Disusun Oleh:
Laeli Lutfiyani
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMAISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu usaha
untuk membuat peserta didik belajar. Atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran merupakan upaya menciptakan
kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam UU. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 1 ayat 20 pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan narasumber pada suatu lingkungan belajar.[1] Dari
uraian tersebut tampak bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan
peserta didik. Dalam interaksi tersebut tentunya adalah konten yang disampaikan
kepada peserta didik konten tersebut merupakan mata pelajaran yang disampaikan
oleh guru kepada peserta didik.
Pendidikan agama Islam merupakan
salah satu mata pelajaran yang terdapat pada semua jenjang pendidikan di
Indonesia dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan
tinggi. Sebagai pelajaran yang harus disampaikan tentunya guru dapat
menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan pelajaran tersebut agar dapat
diterima oleh siswa dengan baik. Penyampaian materi pelajaran dapat
memanfaatkan teknologi baik teknologi audio, visual dan audiovisual. Dengan
pemanfaatan teknologi audio, visual dan audiovisual diharapkan suasana
pembelajaran dan kualitas pembelajaran serta hasil pembelajaran dapat
meningkat.
Makalah ini selanjutnya akan membahas
tentang pemanfaatan audio, visual, dan audio visual dalam pembelajaran
pendidikan agama islam. Pada pembahasan selanjutnnya penulis akan memfokuskan
pembahasan pada pada lingkup sekolah atau madrasah saja.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Audio
Pembahasan pembelajaran dengan
menggunakan media audio tidak lepas dari aspek pendengaran itu sendiri.
Pendengaran merupakan alat untuk mendengarkan. Mendengarkan sesungguhnya suatu
proses yang rumit yang melibatkan empat unsur : 1) mendengar, 2) memperhatikan,
3) memahami dan 4) unsur mengingat. Jadi dengan demikian mendengarkan adalah
proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami dan mengingat
simbol-simbol pendengaran.[2] Media
audio memiliki kemampuan media untuk membangkitkan rangsangan indera
pendengaran. Adapun ciri utama dari media ini adalah pesan yang dituangkan
melalui audio dituangkan dalam lambang-lamang auditif, baik verbal maupun
noverbal.
Sebagai media pembelajaran, ada
beberapa model atau pola pembelajaran dengan memanfaatkan media audio yaitu:
model pertama yaitu terintegrasi dengan media cetak (dalam bentuk modul), pemanfaatan
audio diintegrasikan dengan modul, untuk memperoleh hasil belajar maksimal
peserta didik dituntut untuk sbar dan teliti, karena peserta didik harus
bolak-balik antara mematikan audio untuk melihat kemodulnya atau menutup modul
dan kembal memutar dan menyimak audionya. Pengintegrasiannya bisa secara murni,
akan tetapi bisa juga semi terintegrasi. Pengintegrasian secara murni artinya
antar bahan pembelajaran yang tidak dapat di pisah-pisahkan. Peserta didik
harus memiliki dan memanfaatkan keduanya dalam proes pembelajaran.
Model kedua adalah melalui media
audio peserta didi diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran, meskipun ajakan untuk ikut partisipasi tersebut hanyalah bersifat
semu. Dengan model interaktif seolah-olah terjadi komunikasi dua arah antara
peerta didik dengan narator yang membawakan materi pembelajaran dalam media
audio. Dalam pembelajaran interaktif umpan balik diberikan oleh media audio itu
sendiri. Peserta didik dimita untuk mencocokkan jawaban dengan jawaban yang
diberikan melalui media audio.[3]
Media audio dalam pembelajaran
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan media audio adalah :
a
Mampu
mengatasi keterbatasan ruang dan memungkinkan menjangkau sasaran yang luas
b
Mampu
mengembangkan daya imajinasi pendengar.
c
Mampu
memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata, bunyi dan arti dari kata/bunyi
itu.
d
Sangat
tepat untuk mengajarkan musik dan bahasa, laboratorium bahasa tidak lepas dari
media ini terutama untk melatih listening.
e
Mampu
mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui musik latar dan efek suara.
f
Dapat
menyajikan program pendalaman materi yang dibawakan oleh guru atau orang yang
memiliki keahlian dibidang tertentu sehingga tema yang dibahas memiliki mutu
yang baik dilihat dari segi ilmiah, karena selalu dilengkapi hasil-hasil
obervsi dan penelitian.
g
Dapat
mengerjakan hal-hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh guru, yakni menyajikan
pengalamanpengalaman dunia luar, kedalam kelas sehingga media audio
memungkinkan untuk menghadirkan hal-hal yang aktual dan dengan demikian dapat
memberikan suasana kesegaran pada sebagian topik yang dibahas.
Adapun kekurangan dari
media audio ini adalah sifat komunikasinya yang satu arah. Dan penyajiannya
hanya mengandalkan satu indera.[4]
Dalam hal pembelajaran
mata pelajaran pendidikan agama islam dimadrasah guru dapat menggunakan media
audio untuk kepentingan pembelajaran. Beberapa materi pendidikan agama
islam yang dapat terapkan dengan menggunakan media audio adalah sebagai berikut
:
–
Materi
SKI menurut penulis dapat digunakan menggunakan media audio yaitu dengan
membuat drama atau sandiwara audio dengan durasi 15 sampai 20 menit. Guru dapat
membuat drama dan atau sandiwara dalam bentuk rekaman audio. Adapun para
pemainnya adalah dari siswa. Program drama/ sandiwara radio ini dapat
memberikan manfaat cukup baik bagi siswa pada pemahaman peristiwa-peristiwa
sejarah.
–
Mata
pelajaran fiqih pun dapat menggunakan media audio yaitu dengan membuat materi
menjadi materi talk show misalnya pembahasan tentang pengertian zakat, pajak,
sedekah dan infaq.
–
Adapun
untuk mata pelajaran al-qur’an hadits media audio daat digunakan sebagai
fasilitator dari mualai mengenal huruf hijaiyah sampai dengan media membaca
al-qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.
–
Demikian
juga dengan mata pelajaran akidah akhlak materi dapat di modifikasi menjadi
talk show yang membahas berbagai pokok bahasan dalam materi akidah akhlak.
–
Mata
pelajaran bahasa arab di madrasah termasuk dalam rumpun mata pelajaran
pendidikan agama islam dan penggunaan media audio sangat cocok untuk pelajaran
bahasa arab. Dengan media ini siswa dapat mempelajari/ mendengarkan
ungkapan-uangkapan dari native speaker, siswa juga dapat membelajari intonasi
bahasa yang digunakan oleh ative speaker. Peserta didik juga dapat berlatih
pidato ahasa arab dengan media audio ini.
2. Visual
Media berbasis visual memegang
peranan penting dalam proses belajar. Media visual dapat pula memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat juga menumbuhkan minat siswa dan
dapat memberikan hubungan antara isi materi dengan dunia nyata. Agar menjadi
efektif visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus
berinteraksi dengan visual tersebut untuk meyakinkan terjadinya proses
informasi.[5] Menurut
Yudhi Munadi media visual adalah media yang melibatkan indera
pengelihatan.[6] Bentuk
visual dapat berupa gambar presentasi seperti gambar, lukisan atau foto yang
menunjukkan bagaiman tampaknya sesuatu benda. Bentuk visual dapat juga
berbentuk diagrambyang melukiskan hubungan – hubungan konsep, organisasi, dan
struktur materia. Bentuk lain dari media visual adalah peta yang menunjukkan
hubungan antara unsur-unsur dalam isi materi, grafik pun masuk dalam
kategori media visual.
Pada umumnya prinsip yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan media visual adalah:
1. Usahakan media visual sesederhana
mungkin agar tidak mengganggu perhatian siswa untuk mengamati pa yang
seharusnya di perhatikan.
2. Isual digunakan untuk menekankan
informasi sasaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Ulangi sajian visual dan libatkan
siswa untuk meningkatkan daya ingat.
4. Gunakan gambar untuk melukiskan
perbedaan konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.
5. Tekankan kejelasan dan ketepatan
dalam semua visual
6. Visual yang divisualisasikan harus
dapat terbaca dan mudah dibaca
7. Visual khususnya diagram, amat
membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
8. Visual dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan sasaran.
9. Unsur pesan dalam visual harus
ditonjolkan
10. Keterangan gambar harus disiapkan
11. Warna harus digunakan seccara
realistik
12. Warna digunakan untuk mengarahkan
perhatian dan membedakan komponen-komponen.[7]
Dalam pembelajaran media
visual sangat memungkinkan untuk disajikan dalam mata pelajaran pendidikan
agama islam di madrasah ataupun disekolah. Berikut ini beberapa contoh yang
dapat penulis berikan sebagai bentuk pemanfaatan media visual.
Pemanfaatan media visual
dapat digunakan untuk mata pelajaran sejarah kebudayaan islam. Seperti pada
pembahasan kondisi arab sebelum islam, pokok bahasan ini dapat di buat media
dalam bentuk poster ilustrasi masyarakat arab sebelum datangnya islam dalam
poster tersebut dapat disajikan sebagai berikut.
Dengan poster tersebut
siswa dapat diberikan stimulus untuk menceritakan atau manemukan informasi dari
pokok bahasan yang sedang dibahas kemudian siswa mempresentasikan informasi
yang telah ditemukannya.
Selain mata pelajaran
sejarah kebudayaan islam mata pelajaran fiqih pun dapat memanfaatkan media
visual ini misalnya pada pokok bahasan shalat wajib dapat disediakan gambar
tentang tata cara shalat, ataupun tata cara wudhu haji dan lain sebagainya.
Pada mata pelajaran
alqur’an hadits dapat diterapkan media ini misalnya penyajian tabel tentang
hukum bacaan alqur’an dan sebagainya. Demikian juga dengan mata pelajaran
akidah akhlak pokok bahasan yang membahas tentang nama-nama Allah.
3. Audio Visual
Media audio visual adalah jenis
media yang lain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa
dilihat, seperti misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan
lain sebagainya. Kemampuan media ini dinggap lebih baik dan lebih menarik.[8] menurut
Yuhdi Munadi media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis
pertama, dinamakan media audio-visual murni, seperti film gerak (movie)
bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah audi visual tidak murni yankni
apa yang kita kenal dengan slide, opaque, ohp dan pralatan visual lainnya, bila
diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam
satu waktu atau proses pembelajaran.
Pemanfaatan media audio visual berupa
film yang merupakan alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran
efektif. Apaa yng terpandang oleh mata dan terdengat oleh telinga, lebih cepat
dan lebih mudah diingat daripaa apa yang hanya dibaca saja atau didengar saja.
Adapun manfaat dan karakteristik dari film adalah sebagai berikut :
a
Mengatasi
keterbatasan jarak dan waktu
b
Mampu
menggambarkan peristiwa-peristiwa msa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat.
c
Film
dapat membawa anak dari negara yang satu ke negara yang lain dan dari
masa yang satu ke masa yang lain.
d
Film
dapat diulagai bila perlu utuk menambah kejelasan
e
Pesan
yang akan disampaikan cepat dan mudah diingat
f
Mengembangkan
pikiran dan dan pendapat para siswa
g
Mengembangkan
imajinasi persrta didik.
h
Memperjelas
hal-hal yang yang abstrak dan memberikan gamaran yang lebih realistis
i
Sangat
kuat mempengaruhi emosi seseorang
j
Film
sangat baik untuk menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu proses
dan dapat menjelaskan suatu keterampilan dan lain-lain.
k
Semua
peserta didik dapat belajar ddari film, baik yang panai maupun yang kurang
pandai.
l
Menumbuhkan
minat dan motivasi belajar.
Selain kelebihan
memiliki kelebiahan, media audio visual juga memiliki kelemahan yaitu
media audio visual terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangan materi tersebut. Hal lain adalah bahwa pembuatan dan penggunaan
media audio visual dalam proses pembelajaran terutama dinegara kita masih
sangat minim (sedikit), hal ini karena media audio visual ini masih tergolong
mahal atau memakan biaya yang tinggi.
Menurut Oemar Hamalik
sebagaimana yang dikutif oleh Asnawir menyatakan bahwa film yang baik memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Dapat
menarik siswa
2.
Benar
dan autentik
3.
Up
to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
4.
Perbendaharaan
bahasa yang dipergunakan secara benar
5.
Kesatuan
dan sequence nya cukup teratur
6.
Teknis
yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.[9]
Adapun langkah-langkah pemanfaatan film dalam proses
pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Film haru dipilih agar sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Hubungan film dengan tujuan pembelajaran. Film untuk
tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah
konsep. Seperti konsep jujur, sabar, demokrasi dan lain-lain. Film untuk tujuan
psikomotorik dapat digunakan untuk memerlihatkan contoh suatu keterampilan yang
harus ditiru. Misalnya keterampilan gerak karena media ini mampu untuk
memperjelas gerak dan memperlambat atau mempercepatnya. Film paling tepat bila
digunakan untuk mempengaruhi sikap emosi.
b. Guru harus mengenal film yang
tersedia dan terleih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi
pelajaran.
c. Sesudah film dipertunjukkan perlu
diadakan diskusi, yang juga perlu disiapkan sebelumnya.
d. Adkalanya film tertentu dapat diputar
dua kali atau lebih untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.
e. Sesudah itu dapat di test
berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film itu.[10]
Penerapan media audio visual dalam pembelajaran PAI menurut penulis sangat
membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam implementasinya
guru dapat menggunakan media ini untuk mata pelajaran agama di madrasah
atau sekolah berikut iini penulis mencoba untuk memberikan beberapa contoh
penerapan media audio visual dalam pembelajaran PAI di madrasah.
Mata pelajaran pendidikan agama islam
di madrasah diantaranya adalah sejarah kebudayaan islam, fiqih, akidah akhlak,
alqur’an hadits. Sejarah kebudayaan islam adalah kejadian atau peristiwa
masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang
didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam. Mata pelajaran SKI di madrasah
banyak membahas tentang sejarah masa lalu dalam perkembangan islam dan peserta
didik terutama di tingkat MTs banyak merasa kesulitan karena pembahasannya
adalah berkisar tentang kejadian masa lalu yang siswa tidak melihat dan
merasakan kejadian tersebut jadi dengan menggunakan media audio visual
diharapkan penyajian materi ini akan lebih mudah untuk disampaikan
informasinya ( kontennya) kepada siswa. Mata pelajaran Al-qur’an hadits juga
akan lebih menarik jika disajikan dengan media audio visual. Demikian juga dengan
mata pelajaran yang lain seperti fiqih dan akidah akhlak.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut diatas
dapat penulis simpulkan bahwa :
1. Media
audio memiliki kemampuan media untuk membangkitkan rangsangan indera
pendengaran. Adapun ciri utama dari media ini adalah pesan yang dituangkan
melalui audio dituangkan dalam lambang-lamang auditif, baik verbal maupun
noverbal.
2. Media
berbasis visual memegang peranan penting dalam proses belajar. Media visual
dapat pula memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat juga
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi dengan
dunia nyata.
3. Media
audio visual adalah jenis media yang lain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, seperti misalnya rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dinggap lebih baik dan lebih menarik.[11] menurut
Yuhdi Munadi media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis
pertama, dinamakan media audio-visual murni, seperti film gerak (movie)
bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah audi visual tidak murni yankni
apa yang kita kenal dengan slide, opaque, ohp dan pralatan visual lainnya, bila
diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam
satu waktu atau proses pembelajaran.
4. Penerapan
media audio, visual dan audio visual dalam pembelajaran pendidikan agama islam
menurut penulis sangat baik karena dapat meningkatkan efektifitas penyajian
materi pendidikan agama islam di sekolah atau madrasah. Dengan menggunakan
media tersebut materi pelajaran dapat disajikan dengan lebih menarik dan
suasana pembelajaran dapat efektif.
[1] Undang-Undang Sisdiknas No. 20.
Tahun 2003
[2] Yuhdi Mundi, Media pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (
Jakarta : Referensi GP Press Group), 2013, h. 58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar