Selasa, 07 Juni 2016

Makalah Media Pembelajaran

PEMANFAATAN AUDIO, VISUAL DAN AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Mata Kuliah: Media Pembelajaran
Dosen Mata kuliah :Dr. Siti Zulaikha,M.Pd.I



Disusun Oleh:
Laeli Lutfiyani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMAISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar. Atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam UU. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan  nasional pasal 1 ayat 20 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan narasumber pada suatu lingkungan belajar.[1] Dari uraian tersebut tampak bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik. Dalam interaksi tersebut tentunya adalah konten yang disampaikan kepada peserta didik konten tersebut merupakan mata pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik.
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada semua jenjang pendidikan di Indonesia dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan tinggi. Sebagai pelajaran yang harus disampaikan tentunya guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan pelajaran tersebut agar dapat diterima oleh siswa dengan baik. Penyampaian materi pelajaran dapat memanfaatkan teknologi baik teknologi audio, visual dan audiovisual. Dengan pemanfaatan teknologi audio, visual dan audiovisual diharapkan suasana pembelajaran dan kualitas pembelajaran serta hasil pembelajaran dapat meningkat.
Makalah ini selanjutnya akan membahas tentang pemanfaatan audio, visual, dan audio visual dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Pada pembahasan selanjutnnya penulis akan memfokuskan pembahasan pada pada lingkup sekolah atau madrasah saja.




BAB II
PEMBAHASAN
1.      Audio
Pembahasan pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak lepas dari aspek pendengaran itu sendiri. Pendengaran merupakan alat untuk mendengarkan. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses yang rumit yang melibatkan empat unsur : 1) mendengar, 2) memperhatikan, 3) memahami dan 4) unsur mengingat. Jadi dengan demikian mendengarkan adalah proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami dan mengingat simbol-simbol pendengaran.[2] Media audio memiliki kemampuan media untuk membangkitkan rangsangan indera pendengaran. Adapun ciri utama dari media ini adalah pesan yang dituangkan melalui audio dituangkan dalam lambang-lamang auditif, baik verbal maupun noverbal.
Sebagai media pembelajaran, ada beberapa model atau pola pembelajaran dengan memanfaatkan media audio yaitu: model pertama yaitu terintegrasi dengan media cetak (dalam bentuk modul), pemanfaatan audio diintegrasikan dengan modul, untuk memperoleh hasil belajar maksimal peserta didik dituntut untuk sbar dan teliti, karena peserta didik harus bolak-balik antara mematikan audio untuk melihat kemodulnya atau menutup modul dan kembal memutar dan menyimak audionya. Pengintegrasiannya bisa secara murni, akan tetapi bisa juga semi terintegrasi. Pengintegrasian secara murni artinya antar bahan pembelajaran yang tidak dapat di pisah-pisahkan. Peserta didik harus memiliki dan memanfaatkan keduanya dalam proes pembelajaran.
Model kedua adalah melalui media audio peserta didi diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, meskipun ajakan untuk ikut partisipasi tersebut hanyalah bersifat semu. Dengan model interaktif seolah-olah terjadi komunikasi dua arah antara peerta didik dengan narator yang membawakan materi pembelajaran dalam media audio. Dalam pembelajaran interaktif umpan balik diberikan oleh media audio itu sendiri. Peserta didik dimita untuk mencocokkan jawaban dengan jawaban yang diberikan melalui media audio.[3]
Media audio dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan media audio adalah :
a        Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan memungkinkan menjangkau sasaran yang luas
b        Mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar.
c         Mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata, bunyi dan arti dari kata/bunyi itu.
d        Sangat tepat untuk mengajarkan musik dan bahasa, laboratorium bahasa tidak lepas dari media ini terutama untk melatih listening.
e        Mampu mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui musik latar dan efek suara.
f          Dapat menyajikan program pendalaman materi yang dibawakan oleh guru atau orang yang memiliki keahlian dibidang tertentu sehingga tema yang dibahas memiliki mutu yang baik dilihat dari segi ilmiah, karena selalu dilengkapi hasil-hasil obervsi dan penelitian.
g        Dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh guru, yakni menyajikan pengalamanpengalaman dunia luar, kedalam kelas sehingga media audio memungkinkan untuk menghadirkan hal-hal yang aktual dan dengan demikian dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian topik yang dibahas.
Adapun kekurangan dari media audio ini adalah sifat komunikasinya yang satu arah. Dan penyajiannya hanya mengandalkan satu indera.[4]
Dalam hal pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam dimadrasah guru dapat menggunakan media audio untuk kepentingan pembelajaran.  Beberapa materi pendidikan agama islam yang dapat terapkan dengan menggunakan media audio adalah sebagai berikut :
   Materi SKI menurut penulis dapat digunakan menggunakan media audio yaitu dengan membuat drama atau sandiwara audio dengan durasi 15 sampai 20 menit. Guru dapat membuat drama dan atau sandiwara dalam bentuk rekaman audio. Adapun para pemainnya adalah dari siswa. Program drama/ sandiwara radio ini dapat memberikan manfaat cukup baik bagi siswa pada pemahaman peristiwa-peristiwa sejarah.
   Mata pelajaran fiqih pun dapat menggunakan media audio yaitu dengan membuat materi menjadi materi talk show misalnya pembahasan tentang pengertian zakat, pajak, sedekah dan infaq.
   Adapun untuk mata pelajaran al-qur’an hadits media audio daat digunakan sebagai fasilitator dari mualai mengenal huruf hijaiyah sampai dengan media membaca al-qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.
   Demikian juga dengan mata pelajaran akidah akhlak materi dapat di modifikasi menjadi talk show yang membahas berbagai pokok bahasan dalam materi akidah akhlak.
   Mata pelajaran bahasa arab di madrasah termasuk dalam rumpun mata pelajaran pendidikan agama islam dan penggunaan media audio sangat cocok untuk pelajaran bahasa arab. Dengan media ini siswa dapat mempelajari/ mendengarkan ungkapan-uangkapan dari native speaker, siswa juga dapat membelajari intonasi bahasa yang digunakan oleh ative speaker. Peserta didik juga dapat berlatih pidato ahasa arab dengan media audio ini.
  
2.      Visual
Media berbasis visual memegang peranan penting dalam proses belajar. Media visual dapat pula memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat juga menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual tersebut untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.[5]  Menurut Yudhi Munadi  media visual adalah media yang melibatkan indera pengelihatan.[6] Bentuk visual dapat berupa gambar presentasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaiman tampaknya sesuatu benda. Bentuk visual dapat juga berbentuk diagrambyang melukiskan hubungan – hubungan konsep, organisasi, dan struktur materia. Bentuk lain dari media visual adalah peta yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur  dalam isi materi, grafik pun masuk dalam kategori media visual.
Pada umumnya prinsip  yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media visual adalah:
1.      Usahakan media visual sesederhana mungkin agar tidak mengganggu perhatian siswa untuk  mengamati pa yang seharusnya di perhatikan.
2.      Isual digunakan untuk menekankan informasi sasaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.
3.      Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
4.      Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.
5.      Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual
6.      Visual yang divisualisasikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca
7.      Visual khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
8.      Visual dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sasaran.
9.      Unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan
10.  Keterangan gambar harus disiapkan
11.  Warna harus digunakan seccara realistik
12.  Warna digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.[7]
Dalam pembelajaran media visual sangat memungkinkan untuk disajikan dalam mata pelajaran pendidikan agama islam di madrasah ataupun disekolah. Berikut ini beberapa contoh yang dapat penulis berikan sebagai bentuk pemanfaatan media visual.
Pemanfaatan media visual dapat digunakan untuk mata pelajaran sejarah kebudayaan islam. Seperti pada pembahasan kondisi arab sebelum islam, pokok bahasan ini dapat di buat media dalam bentuk poster ilustrasi masyarakat arab sebelum datangnya islam dalam poster tersebut dapat disajikan sebagai berikut.
Dengan poster tersebut siswa dapat diberikan stimulus untuk menceritakan atau manemukan informasi dari pokok bahasan yang sedang dibahas kemudian siswa mempresentasikan informasi yang telah ditemukannya.
Selain mata pelajaran sejarah kebudayaan islam mata pelajaran fiqih pun dapat memanfaatkan media visual ini misalnya pada pokok bahasan shalat wajib dapat disediakan gambar tentang tata cara shalat, ataupun tata cara wudhu haji dan lain sebagainya.
Pada mata pelajaran alqur’an hadits dapat diterapkan media ini misalnya penyajian tabel tentang hukum bacaan alqur’an dan sebagainya.  Demikian juga dengan mata pelajaran akidah akhlak pokok bahasan yang membahas tentang nama-nama Allah.    

3.      Audio Visual
Media audio visual adalah  jenis media yang lain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, seperti misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dinggap lebih baik dan lebih menarik.[8] menurut Yuhdi Munadi  media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dinamakan media audio-visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah audi visual tidak murni yankni apa yang kita kenal dengan slide, opaque, ohp dan pralatan visual lainnya, bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau proses pembelajaran.
Pemanfaatan media audio visual berupa film yang merupakan alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apaa yng terpandang oleh mata dan terdengat oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripaa apa yang hanya dibaca saja atau didengar saja. Adapun manfaat dan karakteristik dari film adalah sebagai berikut :
a        Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b        Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa msa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat.
c         Film dapat membawa  anak dari negara yang satu ke negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
d        Film dapat diulagai bila perlu utuk menambah kejelasan
e        Pesan yang akan disampaikan cepat dan mudah diingat
f          Mengembangkan pikiran dan dan pendapat para siswa
g        Mengembangkan imajinasi persrta didik.
h        Memperjelas hal-hal yang yang abstrak dan memberikan gamaran yang lebih realistis
i          Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
j          Film sangat baik untuk menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan dan lain-lain.
k         Semua peserta didik dapat belajar ddari film, baik yang panai maupun yang kurang pandai.
l          Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Selain kelebihan  memiliki kelebiahan, media audio visual juga memiliki kelemahan  yaitu media audio visual terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut. Hal lain adalah bahwa pembuatan dan penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran terutama dinegara kita masih sangat minim (sedikit), hal ini karena media audio visual ini masih tergolong mahal atau memakan biaya yang tinggi.
Menurut Oemar Hamalik sebagaimana yang dikutif oleh Asnawir menyatakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.           Dapat menarik siswa
2.           Benar dan autentik
3.           Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
4.           Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
5.           Kesatuan dan sequence nya cukup teratur
6.           Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.[9]
            Adapun langkah-langkah pemanfaatan film dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.      Film haru dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan film dengan tujuan pembelajaran.  Film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep. Seperti konsep jujur, sabar, demokrasi dan lain-lain. Film untuk tujuan psikomotorik dapat digunakan untuk memerlihatkan contoh suatu keterampilan yang harus ditiru. Misalnya keterampilan gerak karena media ini mampu untuk memperjelas gerak dan memperlambat atau mempercepatnya. Film paling tepat bila digunakan untuk mempengaruhi sikap emosi.
b.      Guru harus mengenal film yang tersedia dan terleih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran.
c.       Sesudah film dipertunjukkan perlu diadakan diskusi, yang juga perlu disiapkan sebelumnya.
d.      Adkalanya film tertentu dapat diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.
e.      Sesudah  itu dapat di test berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari film itu.[10]
            Penerapan media audio visual dalam pembelajaran PAI menurut penulis sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam implementasinya guru dapat menggunakan media ini untuk  mata pelajaran agama di madrasah atau sekolah berikut iini penulis mencoba untuk memberikan beberapa contoh penerapan media audio visual dalam pembelajaran PAI di madrasah.
Mata pelajaran pendidikan agama islam di madrasah diantaranya adalah sejarah kebudayaan islam, fiqih, akidah akhlak, alqur’an hadits. Sejarah kebudayaan islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam. Mata pelajaran SKI di madrasah banyak membahas tentang sejarah masa lalu dalam perkembangan islam dan peserta didik terutama di tingkat MTs banyak merasa kesulitan karena pembahasannya adalah berkisar tentang kejadian masa lalu yang siswa tidak melihat dan merasakan kejadian tersebut jadi dengan menggunakan media audio visual  diharapkan penyajian materi ini akan lebih mudah untuk disampaikan informasinya ( kontennya) kepada siswa. Mata pelajaran Al-qur’an hadits juga akan lebih menarik jika disajikan dengan media audio visual. Demikian juga dengan mata pelajaran yang lain seperti fiqih dan akidah akhlak.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan  tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa :
1.      Media audio memiliki kemampuan media untuk membangkitkan rangsangan indera pendengaran. Adapun ciri utama dari media ini adalah pesan yang dituangkan melalui audio dituangkan dalam lambang-lamang auditif, baik verbal maupun noverbal.
2.      Media berbasis visual memegang peranan penting dalam proses belajar. Media visual dapat pula memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat juga menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi dengan dunia nyata.
3.      Media audio visual adalah  jenis media yang lain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, seperti misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dinggap lebih baik dan lebih menarik.[11] menurut Yuhdi Munadi  media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dinamakan media audio-visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah audi visual tidak murni yankni apa yang kita kenal dengan slide, opaque, ohp dan pralatan visual lainnya, bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau proses pembelajaran.
4.      Penerapan media audio, visual dan audio visual dalam pembelajaran pendidikan agama islam menurut penulis sangat baik karena dapat meningkatkan efektifitas penyajian materi pendidikan agama islam di sekolah atau madrasah. Dengan menggunakan media tersebut materi pelajaran dapat disajikan dengan lebih menarik dan suasana pembelajaran dapat efektif.





[1] Undang-Undang Sisdiknas No. 20. Tahun 2003
[2] Yuhdi Mundi, Media pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, ( Jakarta : Referensi GP Press Group), 2013, h. 58
[3] Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogjakarta : Gava Media), 2013, h. 49
[4]  Yudhi Munadi, Op. Cit., h. 65
[5] Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers), 2010, h. 91
[6] Op.Cit., h. 81
[7] Azhar Arsyad, Op.Cit.,h. 91
[8] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana), 2014, h. 118
[9] Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Press), 2002, h. 98
[10]Yuhdi Munadi, Op.Cit, h. 119-120
[11] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana), 2014, h. 118


Tidak ada komentar:

Posting Komentar